Paspor Vanuatu Milik Warga Suriah Dibatalkan Setelah Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Pada Bisnisnya

Sejumlah konsekuensi negatif
Direktur Transparency International Vanuatu, Willie Tokon, memperkirakan pengusaha asal Suriah itu mendapatkan persetujuan sejak awal dan kewarganegaraannya baru dicabut setelah menjadi laporan media.
Dia mengatakan jika Vanuatu tidak memiliki kapasitas untuk memeriksa pelamar secara menyeluruh, seharusnya mencari bantuan dari Interpol dan lembaga lainnya.
"Jika tidak memiliki kapasitas, kita mendapat dukungan kuat dari pemerintah Australia," katanya.
Tapi Ronald mengatakan pemerintah Vanuatu memiliki sistem untuk melakukan pemeriksaan karakter terhadap pelamar paspor.
"Kami memang membuat keputusan akhir, tapi itu melalui proses tertentu," katanya.
Profesor Stephen Howes dari Australian National University mengatakan kesalahan penanganan program kewarganegaraan dapat memiliki beberapa konsekuensi negatif bagi Vanuatu.
Profesor Howes mengatakan Vanuatu dapat dilihat sebagai negara yang "berisiko" bagi bank, atau bahkan ditambahkan ke daftar hitam pencucian uang, sehingga mengancam kemampuan negara itu mengakses keuangan internasional.
"Hal itu akan semakin mengisolasi dan mempersulit Vanuatu dalam membangun hubungan keuangan internasional," katanya.
Sekitar 35 persen pendapatan Vanuatu kini berasal dari program kewarganegaraannya
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- IDCI Soroti Dampak Relaksasi TKDN Sektor TIK Terhadap Kemandirian Teknologi Nasional
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Sibuk Bela Palestina, Puluhan Mahasiswa Asing Diusir dari Amerika
- Permalukan Trump, Iran Tegaskan Ogah Berunding Langsung dengan Amerika