Paspor Vanuatu Milik Warga Suriah Dibatalkan Setelah Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi Pada Bisnisnya
Selain itu, menurut Profesor Howes, nilai paspor Vanuatu akan sangat menurun sehingga menyulitkan warganya untuk bepergian ke negara lain.
"Warga Vanuatu mungkin juga menderita jika negara lain memutuskan bahwa mereka tidak percaya bahwa pemegang paspor Vanuatu yang valid, padahal dia adalah warga negara Vanuatu yang sah," katanya.
Di sisi lain, jika Vanuatu menghentikan penjualan paspor ini, maka mereka akan kehilangan pendapatan yang dibutuhkan selama krisis ekonomi terkait pandemi.
Profesor Howes mengatakan pemerintah perlu mereformasi dan memperketat proses permohonan paspor.
Pembatalan paspor pengusaha asal Suriah seperti yang dialami Abdul, katanya, akan menunjukkan bahwa Vanuatu "tidak akan mengambil sembarang orang menjadi warganya".
Ditambahkan, tak semua orang yang menginginkan kewarganegaraan Vanuatu dan mampu membelinya merupakan orang yang berkarakter buruk.
"Perhatikan faktor ketidakpastian di Tiongkok, sehingga beberapa orang di sana hanya menginginkan adanya jaring pengaman," katanya.
"Jadi menurut saya, seseorang tidak menjadi kriminal hanya karena ingin membeli kewarganegaraan (Vanuatu)," paparnya.
Sekitar 35 persen pendapatan Vanuatu kini berasal dari program kewarganegaraannya
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika