Pasukan Inggris Sudah Masuk Libya
Koalisi Terpecah soal Cara Akhiri Perang
Sabtu, 26 Maret 2011 – 05:15 WIB

DI DARAT - Personil pasukan pemberontak Libya di sela pertempuran. Foto: Reuters/Goran Tomasevic.
Versi pemberontak, total sudah sekitar seratus orang tewas karena serbuan pasukan Kadhafi di Misrata dan 1.300 lainnya luka-luka selama enam hari ini. Sebagian besar adalah warga sipil. Tetapi, tidak ada yang bisa mengkonfirmasikan kebenaran berita tersebut.
Begitu juga klaim rezim Kadhafi. Mereka menyatakan bahwa serbuan udara pasukan koalisi telah menewaskan seratus orang di Tripoli saja, yang hampir semuanya warga sipil. Sejumlah wartawan asing memang difasilitasi untuk melihat langsung para korban itu. Namun, mereka sulit membuktikan bahwa para korban tersebut memang warga sipil dan tewas karena hajaran rudal dan bom koalisi.
Sementara itu, Aaron David Miller, mantan pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS, yakin, tanpa serbuan lewat darat, operasi militer di Libya tersebut akan berakhir dengan posisi menggantung seperti yang terjadi di Afghanistan: Dana habis besar, korban sipil banyak, tapi lawan tidak kunjung bisa ditaklukkan.
"Situasi di Libya itu bisa dengan cepat menguntungkan kita (koalisi) asalkan ada penambahan kekuatan militer (melalui darat)," kata Miller, yang kini menjadi analis di Woodrow Wilson Center, seperti dikutip Daily Mail.
TRIPOLI - Kabar bahwa pasukan koalisi kini mempertimbangkan opsi serbuan darat untuk menumbangkan rezim Muammar Kadhafi, tampaknya, bukan sekadar
BERITA TERKAIT
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
- Gempa Bumi M 5,8 Mengguncang Filipina Rabu Pagi