Pasukan Musuh Terobos Perbatasan, Menhan Langsung Jadi Pengangguran
jpnn.com, YEREVAN - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Senin menuding pasukan Azerbaijan menerobos perbatasan kedua negara, lapor kantor berita Interfax.
Akibat kejadian tersebut, Pashinyan memecat menteri pertahanannya.
Sementara itu, kantor berita Rusia lainnya, RIA, yang mengutip Dewan Keamanan Armenia juga memberitakan bahwa penerobosan perbatasan terjadi pada Minggu, namun pasukan Azerbaijan sudah angkat kaki dari sana.
Interfax yang mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan menyebutkan bahwa pasukan Azerbaijan beroperasi di wilayah kedaulatan negaranya sendiri dan balik menuding Armenia melakukan "provokasi."
Kejadian tersebut menandai eskalasi ketegangan di antara kedua negara pecahan Soviet itu, yang tahun lalu saling berperang selama 44 hari hingga menewaskan sedikitnya 6.500 orang dan berakhir dengan kemenangan yang menentukan bagi Azerbaijan.
Pashinyan tidak menyebutkan pada skala apa dugaan penerobosan itu dilakukan. Namun, ia mengatakan di pertemuan dewan keamanan bahwa dirinya telah memberhentikan Menteri Arshak Karapetyan atas kejadian tersebut.
Kantor Berita TAS melansir bahwa Armenia telah mengadukan peristiwa itu ke Rusia dan aliansi militer negara-negara bekas Soviet, Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (SCTO).
Perang tahun lalu atas kantong wilayah Nagorno-Karabakh berakhir dengan kesepakatan yang dimediasi oleh Rusia, di mana Moskow menerjunkan 1.960 penjaga perdamaian ke kawasan tersebut untuk periode lima tahun pertama.
Menhan negara ini kehilangan pekerjaannya setelah gagal menghalau pasukan musuh di perbatasan
- Lestari Moerdijat Sebut Peran Pendidikan Tinggi Penting dalam Pemenuhan Kualitas SDM
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Kenaikan PPN 12% Dinilai Meningkatkan Angka Pengangguran
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Prabowo Angkat Orang Dekatnya Ini Sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional
- Otak di Balik Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Terancam Berurusan dengan Hukum