Pasukan Syria makin Brutal
Kamis, 12 Mei 2011 – 06:22 WIB
BEIRUT – Sorotan dunia internasional ke Syria tak membuat pasukan pemerintah berhenti merepresi oposisi. Sebaliknya, militer yang loyal terhadap Presiden Bashar al-Assad itu malah tambah brutal membungkam suara para demonstran prodemokrasi. Rabu (11/5), desing senapan dan dentum meriam mengguncang Kota Homs. Selain senapan otomatis dan meriam, pasukan pemerintah juga mengerahkan sejumlah tank dan kendaraan tempur untuk mendukung serangan kemarin. Seorang saksi mata mengatakan bahwa tidak kurang dari 50 tank telah disiagakan di kawasan Sittin yang masuk wilayah Homs sejak awal pekan. Kemarin pagi, kendaraan-kendaraan lapis baja itu mulai bergerak ke arah kota.
Belakangan, kota yang terletak di wilayah tengah Syria itu menjadi sarang oposisi. Berbagai aksi protes anti-Bashar dilancarkan dari kota berpenduduk 100.000 jiwa tersebut. Maka, kota yang didominasi suku Bedouins tersebut menjadi target utama represi pemerintah terhadap oposisi sejak awal pekan. Warga sipil yang tak terlibat dalam aksi protes pun ketakutan.
”Sejak tadi malam sampai pagi ini, suara ledakan dan desing senapan otomatis tak berhenti. Seluruh kota terkepung. Kami dihujani tembakan,” kata seorang penduduk Homs saat menelepon Associated Press kemarin. Bukan hanya Homs, tiga kota lain yang juga terletak di kawasan Bab Amr pun tak luput dari serangan pasukan pemerintah. Ketiganya adalah Kota Mashada, Jobar dan Sultanya.
Baca Juga:
BEIRUT – Sorotan dunia internasional ke Syria tak membuat pasukan pemerintah berhenti merepresi oposisi. Sebaliknya, militer yang loyal terhadap
BERITA TERKAIT
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran