Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang
Terlalu Banyak Berpikir, Istri Terkena Penyakit Lupa
Kamis, 28 Juli 2011 – 17:44 WIB

Yahron menunjukkan foto bayi anaknya yang hilang. Foto:WAHIB PRIBADI/RADAR KUDUS
Peristiwa itu sampai sekarang tak bisa dihapus dari ingatan Yahron dan istrinya. Hingga kini keduanya masih berharap sang buah hati bisa kembali ke pangkuan mereka. Bahkan, mereka terus berjuang untuk mencari keadilan atas kasus hilangnya sang buah hati.
Sekarang ini pasutri itu berkonsentrasi menjalani sidang perdata di Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Lantaran merasa dirugikan, keluarga menuntut ganti rugi materiil Rp 5 miliar kepada RSUD Ketileng dan Pemkot Semarang. Sebab, kedua instansi itu dinilai tidak bertanggung jawab atas kasus diculiknya anak mereka oleh orang tak dikenal tersebut.
Saat ditemui Radar Semarang (JPNN Group) di rumahnya, Dukuh Tebasan, RT 4 RW 3, Desa Bogosari, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kemarin (27/7), Yahron tampak sendirian. Sang istri, Dwi Setyowati, sedang bekerja di pabrik elektronik PT Arissa, Karangawen, Kecamatan Karangawen, Demak. Anak pertamanya yang bernama Sita Fityani, 5, sedang bersekolah.
Yahron duduk termangu sembari melihat beberapa orang yang bekerja serabutan di samping rumahnya yang terletak di tepi jalan raya Buyaran-Karangawen. Kondisi Yahron memang belum stabil. Dia dan istri selalu teringat bayinya yang diculik itu. Bahkan, istrinya saat ini terjangkit penyakit lupa akibat terlalu banyak memikirkan anaknya yang raib itu.
Dua tahun lalu pasangan Yahron-Dwi Setyowati kehilangan bayi mereka yang baru lahir di RSUD Ketileng, Semarang. Hingga kini bayi itu belum ditemukan.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu