Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang

Terlalu Banyak Berpikir, Istri Terkena Penyakit Lupa

Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang
Yahron menunjukkan foto bayi anaknya yang hilang. Foto:WAHIB PRIBADI/RADAR KUDUS
Yahron menuturkan, sidang perdata yang dijalani di PN Semarang sudah berlangsung 17 kali. "Saya lakukan gugatan perdata dulu. Nilai besaran gugatan Rp 5 miliar itu masih tak sebanding dengan anak saya yang hilang. Anak saya yang hilang tak bisa tergantikan dengan uang. Bagaimana perasaan seorang ibu yang mengandung hingga melahirkannya, tapi tiba-tiba setelah lahir, bayinya diculik orang begitu saja? Coba bayangkan. Bagaimana tanggung jawab pihak rumah sakit" kata Yahron dengan nada bergetar.

Menurut dia, pihaknya belum mengajukan gugatan pidana karena penanganan kasus penculikan oleh kepolisian hingga kini tidak jelas alias lambat. Sebelumnya, kasus itu ditangani Polres Semarang Selatan. Tapi, sekarang kasusnya dilimpahkan ke Polrestabes Semarang. "Sudah dua tahun ini penanganan mandek. Saya diminta sabar terus," ujar Yahron.

Dia mengungkapkan, suatu hari dirinya diberi tahu bahwa anaknya telah ditemukan polisi. Namun, dia tak begitu saja percaya. Karena itu, dia meminta bayi itu dites DNA. "Ternyata hasil tes DNA menyatakan anak yang ditemukan di Banjarnegara itu bukan anak saya. Dilihat dari fotonya saja sudah berbeda," katanya.

Menurut Yahron, kehilangan anak nomor dua itu menjadi pukulan terberat dalam kehidupan keluarganya. Untuk mengurusi anaknya yang hilang itu, secara materi dia sudah habis-habisan. Jika dihitung, Yahron sudah mengeluarkan dana Rp 100 juta. Uang itu, antara lain, diperoleh dari penjualan lahan sawah miliknya seluas 150 meter persegi dan sepeda motor GL Pro.

Dua tahun lalu pasangan Yahron-Dwi Setyowati kehilangan bayi mereka yang baru lahir di RSUD Ketileng, Semarang. Hingga kini bayi itu belum ditemukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News