Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang
Terlalu Banyak Berpikir, Istri Terkena Penyakit Lupa
Kamis, 28 Juli 2011 – 17:44 WIB
"Sawah saya laku Rp 55 juta. Sedangkan sepeda motor laku Rp 7 juta," kata Yahron yang setiap hari bekerja sebagai petani ini. Untuk mencukupi kebutuhan itu, Yahron masih utang ke sana kemari. Dana sebesar itu untuk membiayai pencarian anaknya yang hilang. Mulai mencari informasi melalui orang pintar alias 'paranormal' hingga membayar pengacara.
Meski sudah didampingi pengacara, masalah yang membelit Yahron dan keluarga tetap saja tak ada perubahan. Anaknya tetap hilang entah di mana. Karena itu, dalam perkembangannya Yahron memilih tidak didampingi pengacara. Dia juga pernah mengadu ke Komnas Perlindungan Anak di Jakarta.
Namun, hasilnya nihil. Sebaliknya, dia kini didampingi kuasa hukum dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jateng, termasuk saat mengajukan gugatan perdata ke PN Semarang.
Menurut Yahron, dia sebelumnya menerima bantuan uang dari Pemkot Semarang Rp 50 juta. ?Sebetulnya saya tidak mau menerima bantuan pemkot itu. Tapi, karena saya dipaksa pengacara saya, Pak Wondo, akhirnya saya terima,? jelasnya. Dalam perkembangannya, kata Yahron, uang itu dia kembalikan lagi ke pemkot.
Dua tahun lalu pasangan Yahron-Dwi Setyowati kehilangan bayi mereka yang baru lahir di RSUD Ketileng, Semarang. Hingga kini bayi itu belum ditemukan.
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408