Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang

Terlalu Banyak Berpikir, Istri Terkena Penyakit Lupa

Pasutri Yahron-Dwi, Dua Tahun Habis-habisan Berjuang untuk Menemukan Bayinya yang Hilang
Yahron menunjukkan foto bayi anaknya yang hilang. Foto:WAHIB PRIBADI/RADAR KUDUS
"Sawah saya laku Rp 55 juta. Sedangkan sepeda motor laku Rp 7 juta," kata Yahron yang setiap hari bekerja sebagai petani ini. Untuk mencukupi kebutuhan itu, Yahron masih utang ke sana kemari. Dana sebesar itu untuk membiayai pencarian anaknya yang hilang. Mulai mencari informasi melalui orang pintar alias 'paranormal' hingga membayar pengacara.

Meski sudah didampingi pengacara, masalah yang membelit Yahron dan keluarga tetap saja tak ada perubahan. Anaknya tetap hilang entah di mana. Karena itu, dalam perkembangannya Yahron memilih tidak didampingi pengacara. Dia juga pernah mengadu ke Komnas Perlindungan Anak di Jakarta.

Namun, hasilnya nihil. Sebaliknya, dia kini didampingi kuasa hukum dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Jateng, termasuk saat mengajukan gugatan perdata ke PN Semarang.

Menurut Yahron, dia sebelumnya menerima bantuan uang dari Pemkot Semarang Rp 50 juta. ?Sebetulnya saya tidak mau menerima bantuan pemkot itu. Tapi, karena saya dipaksa pengacara saya, Pak Wondo, akhirnya saya terima,? jelasnya. Dalam perkembangannya, kata Yahron, uang itu dia kembalikan lagi ke pemkot.

Dua tahun lalu pasangan Yahron-Dwi Setyowati kehilangan bayi mereka yang baru lahir di RSUD Ketileng, Semarang. Hingga kini bayi itu belum ditemukan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News