Paten Pasila
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - "Jangan lagi hanya berorientasi ke Corpus. Kita malu dengan sopir taksi".
Maksudnya: doktor dan guru besar jangan hanya berlomba bikin karya tulis untuk dipublikasikan di jurnal. Bikinlah karya nyata. Sekecil apa pun.
Lebih tegasnya lagi: kejarlah paten. Jangan kejar jurnal.
Yang mengatakan itu tamu saya Sabtu lalu. Ia sendiri sudah punya lebih dari 40 paten.
"Paten itu tidak harus laku. Tidak harus langsung bisa dilaksanakan. Paten itu aset. Seperti punya tanah. Lama-lama sangat berharga," katanya.
Namanya: Felix Pasila. Lulusan elektro ITS (Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya). Masternya di Jerman. Di bidang automation.
Doktornya di Bologna, Italia. Di bidang artificial intelligence (AI).
Menjelang mendapat gelar doktor, Felix kembali ke Indonesia. Tahun 2013.