Patokan Dua Derajat Diragukan
Pro-Kontra Penentuan Posisi Hilal
Kamis, 01 September 2011 – 06:46 WIB
Muhammadiyah tidak mempermasalahkan ketinggian hilal karena selama bulan muncul berarti sudah masuk hitungan bulan baru. Batasan dua derajat juga bukan tanpa masalah. Misalnya, cuaca menghalangi penampakan hilal, padahal bulan sebenarnya sudah cukup tinggi. "Jangankan baru 1,5 derajat, 1 derajat atau 0,5 derajat pun kemunculan hilal, bagi kami, sudah masuk bulan baru," jelasnya.
Baca Juga:
Ketua Lajnah Falakiah PB NU Ahmad Ghazalie Masroeri mengatakan, sejatinya ukuran dua derajat hanya dimaksudkan untuk memudahkan. Detailnya adalah posisi hilal dua derajat, jarak antara matahari dan bulan tiga derajat, dan umur bulan tampak selama delapan jam.
"Sebenarnya kami tidak mematok harus dua derajat, tapi biasanya jika di bawah dua derajat, hilal cenderung tidak terlihat. Kalapun terlihat, wujudnya tidak jelas dan bisa menimbulkan keraguan," kata Ghazalie.
Namun, lanjut dia, mereka tidak kaku harus dua derajat. Yang penting, hilal bisa dilihat dengan jelas. Bahkan terkadang, meskipun posisi hilal lebih dari dua derajat, jika tetap tidak bisa dilihat, baik dengan mata telanjang maupun melalui alat, mereka tak bisa mengatakan bahwa telah terjadi pergantian bulan.
LEBARAN tahun ini urung digelar berbarengan lantaran hilal belum mencapai batas minimal, yakni dua derajat. Akhirnya, Pengurus Besar (PB) Nahdlatul
BERITA TERKAIT
- Akademisi dan Guru Besar Sebut Kasus Mardani Maming Sangat Minim Fakta Hukum
- Bupati Konsel yang Copot Camat Baito Pembela Guru Supriyani Bisa Dipidana, Ini Serius!
- Bahlil Lahadalia Dapat Tugas Khusus dari Presiden Prabowo
- Prabowo & Ridwan Kamil Makan Malam Bersama, Ini yang Dibahas
- Perdana di Indonesia, Teknologi Frax Pro Mampu Atasi Acne Scar hingga Stretch Mark
- Kebakaran Melanda Pangkalan Truk di Cakung Jaktim