Patokan Dua Derajat Diragukan
Pro-Kontra Penentuan Posisi Hilal
Kamis, 01 September 2011 – 06:46 WIB
Ghazalie mengatakan, sejatinya NU juga menggunakan hisab. Namun, rukyatulhilal (melihat bulan) tetap harus dilakukan untuk memverifikasi kepastian pergantian bulan. Mereka juga sudah memiliki almanak penanggalan Islam. Namun, mereka tak mau hanya mengandalkan metode tersebut.
"Meskipun hampir 100 persen selalu cocok, setiap bulan kami harus memverifikasi dengan rukyatulhilal untuk memastikan apakah memang benar almanak berdasar hisab itu. NASA (Lembaga Penerbangan dan Astronomi Amerika Serikat, Red) setiap malam memantau benda-benda langit untuk mengoreksi hasil penelitian mereka," ujar Ghazalie.
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menyayangkan keputusan sidang istbat menteri agama yang sepertinya hanya melegitimasi keputusan pemerintah tanpa mempertimbangkan pendapat yang berbeda. Din juga menyayangkan dalam sidang kemarin yang tidak mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut. Juga, menolak ketika ada yang mengatakan melihat hilal. Hal itu bisa dianggap bahwa pemerintah memaksakan keputusannya.
"Pemerintah seharusnya berdiri bagi semua umat, bukan sebagian golongan saja," ujar Din saat menjadi khotib salat Idul Fitri di Alun-Alun Utara Jogjakarta Selasa (30/8).
LEBARAN tahun ini urung digelar berbarengan lantaran hilal belum mencapai batas minimal, yakni dua derajat. Akhirnya, Pengurus Besar (PB) Nahdlatul
BERITA TERKAIT
- Kuasa Hukum Tepis Isu Miring Terkait Eks Dubes RI untuk Nigeria Usra Hendra Harahap
- RI 36 Berulah di Jalan, Nusron Wahid Sindir Netizen yang Salah Sasaran
- Gandeng Resinergi, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Perkotaan
- Legislator NasDem Tawarkan Solusi Ini Demi Menyejahterakan Petani
- Ray Rangkuti Tantang KPK Bidik Orang di Lingkaran Kekuasaan terkait Kasus DJKA
- Dirjen Bina Keuangan Daerah Terima Penghargaan dari Kementerian BUMN