Patrialis Pastikan Ayin Bebas 27 Januari
Rabu, 12 Januari 2011 – 06:22 WIB

Patrialis Pastikan Ayin Bebas 27 Januari
JAKARTA - Terpidana kasus suap terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan, Artalyta Suryani dipastikan akan dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Tangerang pada tanggal 27 Januari mendatang. Perempuan yang akrab disapa Ayin itu memperoleh Pembebasan Bersyarat (PB) setelah menjalani eksekusi penahanan pada Maret 2009 silam. Penjadwalan pembebasan Ayin, lanjut Patrialis, tidak dipotong dengan remisi. Dia menegaskan, jika diberi remisi, terpidana kasus suap tersebut bisa langsung bebas.
"Tanggal 27 Januari ini dia keluar (dari sel), PB (pembebasan bersyarat),"ujar Menkum dan HAM Patrialis Akbar saat ditemui di kantor Kemenkumham, kemarin (11)1). Meski mendapat PB, Patrialis menegaskan, pihaknya tidak memberikan remisi atau potongan masa tahanan kepada Ayin. Dia menyatakan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan (Dirjenpas) Untung Sugiyono, tidak mengabulkan usulan remisi untuk Ayin. Pertimbangannya, insiden sel mewah milik Ayin di rumah tahanan (rutan) Pondok Bambu beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
"Kalau remisinya jalan, berarti dia keluar. Tapi karena remisinya nggak disetujui Dirjenpas artinya PB nya ya terhambat (tidak dipercepat)," ujar politisi Partai Amanat Nasional itu.
JAKARTA - Terpidana kasus suap terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan, Artalyta Suryani dipastikan akan dibebaskan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Keren! Usulan Honorer R2/R3 Sudah Masuk, tetapi Dilaporkan karena Ada Dugaan Konflik Kepentingan
- Begitu Pensiun, PPPK Tidak Mendapatkan Apa Pun
- Marak PHK, Wamenaker: Masih Banyak Lapangan Kerja
- Bank Mega & IHH Healthcare Singapura Bersinergi Beri Layanan Kesehatan bagi Nasabah MegaFirst
- Bamus Betawi Berpartisipasi dalam Kegiatan Internasional Malaysia Madani
- Level Up Peradi: UU Desain Industri Sudah Kedaluwarsa, Harus Direvisi