Patroli Militer Temukan Bangunan Ilegal di Tengah Laut China Selatan, Tiongkok Berulah Lagi?
jpnn.com, MANILA - Militer Filipina telah mendokumentasikan keberadaan bangunan-bangunan ilegal di Union Banks, Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan (LCS), tak jauh dari lokasi ratusan kapal Tiongkok berkerumun bulan lalu.
Panglima Militer Filipina Letnan Jenderal Cirilito Sobejana mengatakan bangunan-bangunan ilegal itu berada tidak jauh dari kepulauan yang diklaim oleh Filipina, termasuk di dalam zona ekonomi eksklusifnya.
"Konstruksi dan kegiatan lain, ekonomi atau lainnya, merugikan perdamaian, ketertiban, dan keamanan perairan teritorial kami," kata Sobejana dalam pernyataan, Kamis.
Dia tidak mengatakan negara mana yang membangun struktur ataupun seberapa besar bangunan-bangunan tersebut.
Bangunan-bangunan itu ditemukan pada 30 Maret, saat pelaksanaan patroli penerbangan maritim militer di atas Laut China Selatan, tempat Filipina melakukan pemantauan secara cermat terhadap aktivitas kapal-kapal Tiongkok --yang diyakini diawaki oleh milisi.
“Upaya kami untuk dengan patuh menjalankan amanat guna melindungi dan memajukan kepentingan nasional kami di kawasan itu terus berjalan tanpa hambatan,” kata Sobejana.
Pulau-pulau dan terumbu karang Spratly merupakan subjek yang paling diperebutkan di dunia.
Vietnam, Tiongkok, Taiwan, Filipina, dan Malaysia mendirikan bangunan, komunitas kecil, dan pulau-pulau buatan di wilayah tersebut untuk mempertaruhkan klaim teritorial mereka di jalur perairan yang strategis itu.
Militer menemukan sekelompok bangunan ilegal di Union Banks, Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan (LCS), tak jauh dari lokasi ratusan kapal Tiongkok berkerumun bulan lalu
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Halaman Belakang
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China