Paul Krugman, Peramal Krisis Menerima Nobel Ekonomi

Paul Krugman, Peramal Krisis Menerima Nobel Ekonomi
Foto : AP
Krugman dalam jumpa pers lewat telepon menyatakan hadiah nobel itu justru membuat hidupnya susah. ''Kini saya harus mandi karena akan menghadapi pers. Lalu, telepon istri dan orang tua. Karena itu semua saya sampai lupa membuat secangkir kopi,'' ungkapnya.

Namun, tanpa kafein tak menghalangi ekonom pembenci pemerintahan Bush dan Partai Republik itu merespons pertanyaan soal krisis finansial global. ''Kita semua sekarang menjadi saksi krisis yang skala rusaknya seperti krisis yang menghantam Asia pada 90-an dan akan terus membesar menuju Great Depression,'' ujarnya. Dia mendesak agar pemimpin dunia segera bertindak untuk menghentikan ''perdarahan'' keuangan global.

Dia juga mencemooh pemberian dana talangan USD 700 miliar yang diprakarsai Presiden Bush. Memborong saham bermasalah, menurut dia, tidak akan memecahkan masalah karena dilakukan tanpa arah yang jelas. ''Krisis ini sudah berlangsung lebih dari setahun dan bersifat slo-mo crisis alias krisis dengan gerak lambat (slow motion),'' jelasnya.

Nama Krugman sangat populer di kalangan akademisi Asia. Saat semua pihak memuji perekonomian Asia pada awal 1990, dia malah dengan kritis meragukan daya tahan booming ekonomi Asia. Waktu akhirnya membuktikan bahwa ramalan Krugman benar karena Asia kemudian benar-benar terbenam dalam krisis keuangan 1997.

STOCKHOLM - Krisis ekonomi yang membuat negara-negara maju ''panas dingin'' mendorong panitia Nobel melirik Paul Krugman, 55. Profesor asal Princeton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News