Paus Imbau Dua Korea Bersatu
SEOUL - Paus Fransiskus mengakhiri lawatan lima harinya ke Asia kemarin (18/8). Sebelum bertolak ke Vatikan, bapa suci umat Katolik itu berpesan kepada Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) agar bersatu dalam damai. Awal tahun depan, dia kembali mengunjungi Asia, tepatnya Filipina.
Pada hari terakhirnya di Kota Seoul, paus memimpin misa rekonsiliasi di katedral terbesar Korsel. Presiden Park Geun-hye pun hadir dalam misa yang diadakan bersamaan dengan dimulainya latihan perang gabungan militer Amerika Serikat (AS) dan Korsel tersebut.
"Mari kita berdoa untuk terciptanya kesempatan berdialog, menghadapi, dan menyikapi perbedaan dengan damai," ujarnya.
Dalam homilinya kemarin, rohaniwan 77 tahun itu mengimbau pemerintah dan masyarakat dua Korea untuk mewujudkan rekonsiliasi di Semenanjung Korea. "Rekonsiliasi hanya bisa terwujud jika (kedua pihak) bisa saling memaafkan bahkan pada masa-masa sulit yang sepertinya maaf akan mustahil," jelas Paus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio tersebut.
Paus menyatakan, Korsel dan Korut adalah saudara. Ibaratnya, mereka adalah anggota dari satu keluarga yang sama. Karena itu, tidak selayaknya dua negara yang bertetangga tersebut terlibat konflik berkepanjangan yang membahayakan keselamatan bangsa.
"Sebagai kaum Nasrani dan bangsa Korea, kalian harus bisa membentengi diri dari sikap saling curiga dan keinginan bersaing atau bertikai," ungkapnya. (AP/AFP/hep/c23/tia)
SEOUL - Paus Fransiskus mengakhiri lawatan lima harinya ke Asia kemarin (18/8). Sebelum bertolak ke Vatikan, bapa suci umat Katolik itu berpesan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan