PB HMI Ajak Semua Pihak Waspadai Keberadaan LSM Asing di Indonesia
"Ini sangat mudah dipahami menimbang pesatnya perkembangan industri minyak sawit di Indonesia dianggap sebagai kompetitor berbahaya bagi bisnis minyak jagung, minyak kedelai dan minyak nabati lain yang diproduksi negara–negara maju,” ucapnya.
PB HMI menilai negara maju memanfaatkan LSM tertentu sebagai tukang gebuk melalui kampanye hitam.
Alasannya, minyak sawit merupakan komoditas paling produktif dan dicari di banyak negara dengan produksi mencapai 40 persen.
Disusul minyak kedelai 29 persen, minyak Rapeseed 11 persen serta minyak bunga matahari, dan lainnya yang tidak mencapai 10 persen.
Dari data tersebut tidak menampik bahwa aksi-aksi kampanye lingkungan yang dilakukan LSM tertentu dengan target khusus menyerang kelapa sawit Indonesia, merupakan sesuatu yang sangat tendensius dan bermuatan kepentingan politik asing.
"PB HMI meminta pemerintah mengambil langkah-langkah tegas, termasuk memblokir seluruh rekening yang dimiliki LSM dimaksud," ucapnya.
Jusrianto menilai pemblokiran penting guna mengungkap asal muasal dana yang selama ini digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan kampanye dan aksi-aksi lainnya.
Jusrianto lebih lanjut menilai LSM asing dimaksud diduga memainkan peran khusus melemahkan sendi-sendi utama perekonomian dan bisnis dalam negeri.
PB HMI mengajak semua pihak untuk mewaspadai keberadaan LSM asing di Indonesia, terutama yang gerakannya kontra dengan kepentingan nasional.
- Pertalindo dan Pemkot Semarang Sosialisasikan Amdalnet
- Perkebunan Nusantara & Rumah Sawit Indonesia Berkolaborasi Wujudkan Astacita
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Temui Uskup Agung Jakarta, Ridwan Kamil Diminta Urus Fakir Miskin & Lingkungan
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan