PB PMII Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM Bersubsidi

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum PB PMII M. Abdullah Syukri menyatakan sebaiknya pemerintah mengkaji ulang terkait rencana menaikan harga BBM Subsidi.
Sebab, perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan permasalahan harga bahan pokok yang belum stabil.
"Jangan sampai rakyat Indonesia makin menderita dengan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi," kata pria yang akrab disapa Abe dalam keterangannya.
Dia juga menyebutkan kenaikan harga BBM tentu bakal membawa dampak nyata bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Abe juga menyatakan kader PMII se Indonesia siap bergerak mengawal kepentingan rakyat dan menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Alih-alih hanya mengambil kebijakan di sisi hilir yang langsung berdampak ke masyarakat, lebih baik baik pemerintah fokus pembenahan di hulu, seperti memberantas sindikat mafia bahan bakar dan pengawasan pendistribusian BBM yang tepat sasaran," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan ada tiga poin sikap PB PMII dalam menyikapi wacana kenaikan harga BBM.
"Segera menghentikan pembahasan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan mengkaji ulang rencana menaikan harga BBM, karena jelas semakin memiskinkan nelayan, petani, buruh maupun masyarakat marjinal," kata Abe.
PMII menolak rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan meminta kebijakan itu dikaji ulang
- Kejagung Diminta Masukkan Kerugian Masyarakat dalam Kasus Minyak Mentah
- Dirut Pertamina Minta Maaf ke Masyarakat: Kami akan Bekerja Lebih Baik Lagi
- Kualitas BBM Pertamina Diuji Ketat Sesuai Standar Ditjen Migas, Masyarakat tak Perlu Khawatir
- Proses Blending Bahan Bakar Diperlukan untuk Jaga Kualitas & Performa Mesin Kendaraan
- Tepis Anggapan Oplos BBM, Pertamina Beri Penjelasan ke Badan Perlindungan Konsumen
- Oplosan Blending