PBB Dorong Investigasi Israel
Setelah Tembaki Relawan Kemanusiaan Jalur Gaza
Rabu, 02 Juni 2010 – 05:39 WIB
Delegasi Pakistan, Sudan, dan Palestina juga telah menyiapkan draf resolusi dalam debat tersebut agar mengutuk serangan Israel maupun mendorong upaya penyelidikan internasional. "Delegasi itu mendesak pembentukan misi pencari fakta internasional untuk menginvestigasi pelanggaran hukum internasional terkait serangan Israel terhadap kapal-kapal bantuan kemanusiaan," kata sumber mengutip dokumen itu.
Sayangnya, meski mendukung dan mendorong investigasi, DK PBB hanya menyepakati presidential statement (pernyataan yang dikeluarkan pimpinan DK PBB berdasar konsensus anggota). Keputusan tersebut di bawah resolusi DK PBB dan lebih lemah daripada tuntutan awal Palestina, negara-negara Arab, dan Turki. Hal itu terjadi karena adanya keberatan AS, sekutu dekat Israel yang juga menjadi anggota tetap DK PBB.
Negara-negara muslim sebetulnya mendesak dan menyerukan supaya serangan Israel dikutuk "dalam bahasa yang kuat dan keras" serta "diadakan suatu investigasi internasional yang independen". Tapi, presidential statement akhirnya disepakati dan dibacakan pada pertemuan formal DK PBB.
Isinya adalah menyerukan "sebuah investigasi segera, adil, kredibel, dan transparan sesuai standar internasional". Kesepakatan tersebut juga mengutuk "tindakan-tindakan (kekerasan) seperti itu" yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka tanpa menyebut nama Israel.
JERUSALEM - Serangan tentara Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Freedom Fotilla di perairan internasional pada Senin
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer