PBB Dorong Investigasi Israel
Setelah Tembaki Relawan Kemanusiaan Jalur Gaza
Rabu, 02 Juni 2010 – 05:39 WIB
Erdogan telah berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM Inggris David Cameron. Dia juga akan mengirimkan pesan yang sama saat bicara lewat telepon dengan Presiden AS Barack Obama. "Israel harus mencabut embargo tidak manusiawi atas Jalur Gaza. Membunuh manusia tidak berdosa jelas tidak bisa diterima," tegasnya.
Sikapnya itu cukup beralasan. Sejumlah saksi mata di kalangan relawan menceritakan momen saat Israel menyerbu dan menyerang kapal serta menembaki relawan. Saat itu, tentara Israel menembakkan peluru, gas air mata, dan menggunakan senjata kejutan listrik kepada relawan.
"Mereka (tentara Israel, Red) naik ke atas kapal sekitar pukul 05.30 (pukul 09.30 WIB)," kata aktivis Yunani Michalis Grigoropoulos. Saat itu, dia naik kapal Eleftheri Mesogeio, kapal Yunani yang lebih kecil dibandingkan kapal Mavi Marmara. Dua aktivis Yunani juga dipukuli polisi Israel saat ditahan di penjara Kota Ashdod. Matthias Jochheim, dokter Jerman yang naik kapal Mavi Marmara, menceritakan bahwa tidak seorang pun penumpang kapal yang bersenjata. Mereka hanya menggunakan kayu untuk membalas serangan tentara Israel. Pernyataan itu membantah Israel bahwa para relawan bersenjatakan pisau dan besi saat menyerang tentaranya.
Tiga politisi Jerman dan perwakilan masyarakat Palestina di Jerman juga menumpang kapal-kapal itu. "Saya hanya melihat dua kayu dan potongan kecil lain yang digunakan (relawan). Tidak ada senjata lain, termasuk pisau," kata Norman Paech, mantan anggota parlemen Jerman yang juga relawan, saat tiba di Berlin kemarin. "Kami tidak siap melawan karena kami kami ingin menunjukkan aksi damai," lanjutnya.
JERUSALEM - Serangan tentara Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan yang tergabung dalam misi Freedom Fotilla di perairan internasional pada Senin
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer