PBB Endus Rencana Jahat Militer Myanmar, Warga Sipil Dalam Bahaya
jpnn.com, JENEWA - Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan militer Myanmar menyiapkan serangan terhadap lawan-lawannya dalam waktu dekat, di tengah penumpukan senjata dan pengerahan pasukan di daerah-daerah yang jaringan internetnya dimatikan.
Juru bicara PBB untuk HAM Ravina Shamdasani pada Jumat mengatakan bahwa pihaknya telah mendokumentasikan serangan intensif oleh tentara Myanmar dalam sebulan terakhir di negara bagian Chin dan daerah-daerah lain.
Tentara pemerintah tidak segan-segan melakukan pembunuhan dan pembakaran rumah, dalam upaya mencari pemberontak bersenjata.
"Apa yang telah terjadi sekarang dalam beberapa hari terakhir, kami telah melihat penguatan yang nyata, pengerahan besar senjata berat dan pasukan di daerah-daerah ini," kata Shamdasani dalam pengarahan PBB di Jenewa, merujuk pada kota-kota di Chin yaitu Sagaing dan Magway.
Kekerasan dan penumpukan senjata telah menyebabkan Kepala Kantor HAM PBB Michelle Bachelet menjadi sangat takut dan khawatir bahwa mungkin ada serangan yang akan segera terjadi, serangan yang sangat serius terhadap penduduk sipil.
Dua perwira tinggi Myanmar telah dikerahkan ke daerah itu, kata dia.
Seorang juru bicara junta belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari yang dipimpin oleh panglima militer Min Aung Hlaing.
Perwakilan PBB telah mendokumentasikan meningkatnya kekerasan oleh militer Myanmar terhadap warga sipil
- Jazuli Juwaini Mendukung Penuh Gerakan Global Mengeluarkan Israel dari Keanggotaan PBB
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri
- GP Ansor Kecam Israel Lakukan Genosida di Levant, Desak PBB Bertindak
- Israel Halangi 85 Persen Konvoi Bantuan Kemanusiaan yang Hendak ke Jalur Gaza
- Indonesia Ajak PBB Perkuat Kerja Sama dengan ASEAN melalui Perwakilan di Jakarta
- Menlu Retno Tegaskan RI tak Gentar Hadapi Teror Israel di Markas UNIFIL Lebanon