PBB Kecam Australia Atas Tingginya Jumlah Anak Aborigin di Penjara

Meskipun hanya 3 persen dari populasi, sekitar seperempat dari penghuni penjara di Australia adalah warga Aborigin atau Torres Strait Islander.
Tauli-Corpuz yang merupakan warga pribumi Filipina, juga mengunjungi Bandyup Women's Prison di Perth dan Children's Koori Court di Melbourne.
Dia mendukung desakan dari puluhan kelompok kepada Pemerintah Federal untuk menentapkan target yang adil yang bertujuan menurunkan tingkat hunian penjara.
"Harus ada target yang adil yang akan mengatasi tingginya jumlah pribumi di penjara serta dana yang disediakan akan digunakan untuk program pencegahan, reintegrasi dan pengalihan," katanya.
Sebelum bergabung Komisi HAM
Tauli-Corpuz menguraikan permasalahan program pendanaan unggulan Comonwealth, yaitu Strategi Kemajuanh Pribumi.
Dia juga menyampaikan kekhawatiran tentang kurangnya dukungan bagi National Congress of Australia's First Peoples bersama dengan lambannya peningkatan hasil kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.
Pelapor Khusus PBB ini mengatakan isu-isu kunci "perlu ditangani" sebelum Australia bergabung dengan Komisi HAM PBB.
Seorang pejabat PBB mengecam Australia atas tingginya jumlah anak Aborigin yang berada dalam penjara dan mengatakan Pemerintah Federal perlu menurunkan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia