PBNU: Jangan Salah Sasaran dalam Boikot Perusahaan Pro-Israel

PBNU: Jangan Salah Sasaran dalam Boikot Perusahaan Pro-Israel
Ribuan santri menggelar aksi boikot produk-produk yang dianggap terafiliasi dengan Israel. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bidang pemberdayaan perekonomian, Dr. KH. Eman Suryaman, mengingatkan pentingnya ketepatan sasaran dalam gerakan boikot terhadap Israel.

Dia mengimbau umat Muslim Indonesia agar tidak salah langkah dengan menyasar perusahaan lokal yang mayoritas sahamnya dimiliki individu atau perusahaan Indonesia.

“Di media sosial belakangan ini, sejumlah pihak aktif mengampanyekan boikot produk keluaran perusahaan go public hanya karena sebagian kecil sahamnya dimiliki oleh investor asing tertentu. Yang seperti ini tidak tepat,” ujar Eman dalam diskusi publik bertajuk “Bulan Palestina & Sosialisasi Fatwa MUI” di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (30/11).

Eman menekankan bahwa masyarakat perlu memprioritaskan produk-produk perusahaan lokal yang mendukung ekonomi nasional daripada beralih ke produk asing yang mendukung Israel.

Dia menjelaskan, kebijakan Itjima Ulama MUI telah menetapkan kriteria perusahaan nasional yang produknya perlu diutamakan, yaitu perusahaan yang menggunakan bahan baku dalam negeri, tidak dimiliki asing secara mayoritas, dan mempekerjakan tenaga kerja nasional di level manajerial.

“Perusahaan publik memiliki peran besar dalam perekonomian nasional. Dengan go public, perusahaan dapat mengakses modal lebih besar untuk ekspansi, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan produksi. Hal ini berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional,” lanjutnya.

Di sisi lain, Eman tetap mendorong umat Muslim untuk bersatu dalam memboikot produk-produk perusahaan multinasional asing yang mendukung Israel.

Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap Palestina sekaligus protes atas kebijakan luar negeri negara-negara Barat yang pro-Israel.

Pengurus PBNU mengingatkan masyarakat agar tidak salah sasaran memboikot perusahaan pro-Israel.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News