PD Dukung Prabowo karena The Power of Kepepet?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, model koalisi yang dimainkan Partai Demokrat di Pilpres 2019, baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah perpolitikan di Indonesia.
Pasalnya, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut secara resmi menyatakan dukungan pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
Namun di sisi lain, sebagian kader secar terang-terangan menyatakan mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Anehnya, atas sikap membangkang sebagian kader tersebut, partai berlambang mercy ini tidak mengambil tindakan yang tegas. Berbeda dengan sikap sejumlah partai politik lain.
"Ini aneh bin ajaib, ini partai belajar koalisi dari mana," ujar Pangi kepada JPNN, Jumat (14/9).
Selain berbeda dukungan, politikus Partai Demokrat Andi Arief malah menyerang Prabowo-Sandi.
Wakil Sekjen DPP PD itu menyebut Prabowo sebagai jenderal kardus lewat cuitannya di Twitter beberapa waktu lalu.
Andi bahkan menuding ada aliran masing-masing sebesar Rp 500 miliar ke PKS dan PAN dari Sandi.
Partai Demokrat baru menentukan sikap atas koalisi pilpres 2018 sebelum Prabowo Subianto mengumumkan nama Sandiaga Uno.
- Sidang Kabinet 3 Bulan Kerja, Prabowo Puji Kinerja Para Menterinya
- Siap Akselerasi Investasi di Indonesia, Bank Mandiri Gelar MIF 2025
- AHY Ungkap Partai Demokrat Sempat Dijegal Saat Ingin Masuk Pemerintahan
- Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan, 3 Dikerjakan oleh PLN UIP JBB
- Puan Yakin Megawati dan Prabowo Berkeinginan Bertemu Secepatnya
- Heboh Konflik Agraria dan Pagar Laut, KPA Singgung Aksi Akrobat Berjemaah