PDAM Utang Rp 4,8 Triliun, 58 Persen Kabupaten Krisis Air Bersih
jpnn.com - JAKARTA- Krisis finansial yang dialami sejumlah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memberi dampak negatif pada kabupaten/kota di Indonesia. Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengatakan, sebanyak 58 persen kabupaten/kota di tanah air terancam krisis air bersih.
Itu terjadi karena sejumlah PDAM saat ini terlilit utang dalam jumlah jumbo. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai Rp 4,8 triliun. "Kami sudah rapat dengan Menkeu dan izin langsung dengan bapak presiden ini harus diselesaikan," ujar Tjahjo di Jakarta, Selasa (24/3).
Utang itu diakibatkan ketidakseimbangan antara harga air minum dengan biaya operasional. Harga air minum yang murah ternyata berbanding terbalik dengan biaya operasional yang sangat tinggi.
Tjahjo menambahkan, pemerintah pusat hanya akan mengambilalih sebagian pembayarannya. Namun, itu akan dilakukan setelah pemerintah melakukan audit terhadap PDAM terlebih dahulu.
"Tidak bisa pusat langsung menggantinya (utang). Akan kami cek dulu karena manajemennya atau karena oknumnya enggak mampu," sambung politikus PDI Perjuangan itu.
Tjahjo mengungkapkan, Presiden Joko Widodo berharap masalah tersebut diselesaikan. Jika tidak, utang tersebut akan terus berbunga dan merugikan masyarakat. Karena itu, pembayaran utang tersebut akan dilakukan secara bertahap. “Kalau kami bayar semua kan keenakan," kata Tjahjo. (flo/jpnn)
JAKARTA- Krisis finansial yang dialami sejumlah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memberi dampak negatif pada kabupaten/kota di Indonesia. Menteri
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bintang Sempurna Meraih 3 Penghargaan di Asian Print Awards 2024
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Pertamina Temukan Sumur MNK, Peneliti: Bagus, Ini Upaya untuk Tingkatkan Produksi
- Mendes Yandri Optimistis Desa Mampu Penuhi Bahan Baku Protein Program Makan Bergizi Gratis
- Kembangkan Bisnis, Anak Usaha ABMM Akuisisi Perusahaan Logistik Global Asal Prancis
- Ninja Xpress Bagikan 4 Strategi untuk Atasi Tantangan di Industri Ritel F&B