PDI Jazuli
jpnn.com - PUN ketika saya ke sana. Kaus dalam putih yang dipakainya. Dikombinasikan dengan sarung. Dan kopiah.
Saya menemuinya lewat jalan desa yang sangat sempit. Agak becek. Kaki Gunung Ciremai, tenggara Cirebon, memang lagi hujan Selasa sore lalu.
Di situlah pesantren hebat ini berada. Dengan nama yang tidak memakai bahasa Arab: Bina Insan Mulia.
Saya pernah melihat kiai muda ini di video: Imam Jazuli. Juga pakai kaus dalam berlengan, padahal saat itu ia menemui seorang menteri.
Bagi saya, penampilan Kiai Jazuli yang seperti itu sebagai lambang keterbukaan dan pembebasan. Itu lebih terlihat nyata setelah saya mendengarkan lebih banyak penjelasannya.
Tentu saya pernah bertemu Kiai Jazuli yang tidak seperti itu: ketika sama-sama di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di Jakarta.
Di pesantrennya itu, seminggu sekali, Kiai Jazuli memberikan kebebasan berpakaian pada santrinya: boleh pakai pakaian santai, termasuk pakai celana jeans.
Pun bagi yang wanita. Juga boleh tidak berkopiah. Boleh bernyanyi-nyanyi, bahkan sebelum Covid, sesekali diajak menonton bareng ke bioskop.