PDIP dan Ansor Sepakat Bangun Indonesia Berbasis Iptek

Menurut Gus Yaqut kebersamaan PDIP dengan NU bukanlah isapan jempol. Sebab, keduanya seakan selalu diikat oleh rasa senasib sepenanggungan yang kuat.
Misalnya, kelompok Nasionalis dan NU selalu menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok yang tak memiliki jejak sejarah bangsa ini. Ada saja kelompok yang mengadu domba Islam, dalam hal ini NU, dan kelompok Nasionalis seperti PDIP.
"Malam ini menjadi penguatan komitmen agar itu tak terjadi. Kami rasakan betul itu. Selama ini Islam dibenturkan dengan Pancasila. Kami sepakat menyelesaikan ini lewat kerja bersama," kata Yaqut.
Hasto mengakui bahwa pertemuan ini menghasilkan sebuah komitmen bekerja sama dalam kaderisasasi kepemimpinan bersama. "Ini penting karena tulang punggung ke depan adalah kaum muda Indonesia. Dari dulu sejarah sudah menunjukkan kebersamaan Nasionalis dan NU," kata Hasto.
Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Gus Nabiel Haroen, menambahkan, sebagai warga NU dan anggota Fraksi PDIP, dirinya sudah merasa partai itu sebagai rumah sendiri.
"Saya merasa di PDI Perjuangan itu seperti di rumah sendiri, bukan di rumah orang lain," kata Gus Nabil.
Gus Nabiel memastikan komitmen yang dilakukan PDIP dan Ansor itu komitmen konkret. Secara ideologis, kata dia, takkan berbenturan. "Sebab, kami sama-sama memiliki bingkai kebangsaan. Jadi, yang biasa menganggu kami juga sama," ujarnya. (mg10/jpnn)
Hasto mengaku memaparkan hasil rapat kerja nasional (Rakernas) I PDIP yang dilaksanakan pada 10-12 Januari lalu.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- Brando PDIP Dorong Transparansi Pengelolaan Pendapatan Parkir di Jakarta
- Menteri Prabowo Sebut Jokowi Bos, Guntur PDIP Ingatkan Bahaya Gerhana Politik
- Konon, Kader di Tingkat Bawah Meminta Megawati Jadi Ketum PDIP saat Kongres
- PDIP Nilai MA yang Terkesan Melindungi Hakim Djuyamto Cs Menciderai Lembaga Peradilan
- Kardinal Suharyo Kunjungi Hasto di Rutan KPK, Ungkap Alasan Pastoral dan Pribadi
- Pertemuan Megawati-Prabowo Bakal Memengaruhi Keputusan Hasil Kongres PDIP?