PDIP Enggan Manfaatkan Jokowi Hanya Demi Pileg

JAKARTA -- PDIP tak mau gegabah mengusung kadernya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014.
Politisi PDIP, Aria Bima, mengatakan, bahwa partainya tidak ingin memanfaatkan Jokowi hanya untuk mendulang suara pada pemilu legislatif (pileg) 9 April nanti.
"Kita nggak pragmatis, capreskan Jokowi njuk (lantas, red) PDIP menang. Tidak bisa ideologi pragmatis. Cara berpikir seperti ini bukan PDIP," kata Aria di Jakarta, Selasa (11/2).
Ia menuturkan, PDIP tidak mengandalkan survei elektabilitas untuk menetapkan capres yang akan diusung partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Aria menegaskan, partainya memiliki mekanisme khusus dan berbagai pertimbangan untuk menentukan capres.
"PDIP perhatikan struktural, legislatif, dan eksekutif untuk benar-benar bersatu. Yang penting kita mewujudkan Pancasila 1 Juni, jangan seperti partai lain yang milih presiden pakai survei," ucapnya.
Meski demikian Aria mengakui, PDIP tidak mengabaikan kepopuleran Jokowi di kalangan masyarakat. Namun, keputusan jadi tidaknya penetapan Jokowi sebagai capres PDIP ada di tangan Megawati.
"Ketua umum (Megawati, red) tentu memperhatikan respon publik terhadap Jokowi. Tak mungkin Jokowi tak dipertimbangkan, hanya saja menunggu timing yang tepat," tandas wakil ketua Komisi VI DPR RI itu. (dil/jpnn)
JAKARTA -- PDIP tak mau gegabah mengusung kadernya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bareskrim Bongkar Peredaran 38 Kg Sabu-Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia di Riau
- Doktor Cumlaude Trimedya Dorong Optimalisasi Pengelolaan Barang Sitaan
- Libur Paskah, Polisi Siapkan Skema Lalu Lintas Urai Kemacetan di Jalur Puncak & Lembang
- Pakar Hukum UI Nilai KPK Terkesan Targetkan untuk Menjerat La Nyalla
- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Dukung Industrialisasi Pedesaan Sebagai Model Nasional
- Nono Sampono: PIK 2 Terbuka untuk Semua Agama, Ini Wajah Toleransi Indonesia