PDIP Klaim Pelemahan Rupiah Belum Berdampak ke Masyarakat
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan kondisi perekonomian Indonesia tidak buruk-buruk amat.
Tidak seperti yang dialami Turki maupun Argentina. Masyarakat pun, menurutnya, belum merasakan dampak pelemahan rupiah.
Namun demikian, pemerintah diminta tetap mewaspadai berapa lama tren pelemahan rupiah ini akan terjadi.
Dia berharap keterpurukan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tidak melampaui batas psikologis yang terlalu dalam alias sinyal merah.
"Memang kita enggak menginginkan (sampai merah). Walaupun ada yang ngomong kemarin saya ketemu teman-teman HIPMI bahwa pengusaha kakao pada ketawa karena kaya mendadak. Tetapi tentu bagi teman-teman yang dalam bisnisnya mempunyai konten impor, memang agak berat," ucap Eva dalam diskusi 'Pelemahan Rupiah: Dampak dan Solusinya” di Pressroom DPR.
Hal lain yang harus diantisipasi adalah ketika masuk jatuh tempo utang yang diperkirakan Desember 2018.
Karena itu, dia berharap jangan sampai kondisi rupiah kian memburuk sampai akhir tahun. Belum lagi terjadi PHK dan rasionalisasi, maupun efisiensi.
"Harapan saya sampai efisiensi saja. Tetapi kalau kemudian sampai PHK maka akan berdampak siang serius. Nanti jadi, kalau sekarang teman-teman tanya masyarakat belum terasa, walau pun sudah melampaui 15.000 (per dolar AS)," ucap politikus PDI Perjuangan ini.
Pemerintah diminta tetap mewaspadai berapa lama tren pelemahan rupiah ini akan terjadi.
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Nilai Tukar Rupiah Masih Lebih Baik dari Mata Uang Negara Lain
- Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini
- Bamsoet Minta Pemerintah Antisipasi Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
- Syarief Hasan Komentari Nilai Tukar Rupiah yang Terus Turun, Simak
- Syarief Hasan Ingatkan Pemerintah Melemahnya Rupiah Bisa Mengancam Stabilitas Ekonomi