PDIP Menilai Pidato SBY Tidak Jujur
jpnn.com - JAKARTA – Fraksi Oposisi FPDI Perjuangan menuding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanfaatkan pidato kenegaraan sebagai tempat untuk melakukan kampanye politik.
‘’Presiden telah memanfaatkan pidato kenegaraan untuk kampanye politik. Bukan menyampaikan pertanggung jawaban sebagai eksekutif, melainkan tidak lebih dari kampanye politik,’’ kata Ketua FPDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di gedung DPR Jumat (15/8).
Hal senada juga disampaikan oleh politisi PDIP Lainnya Aria Bima. Menurut Aria, ada beberapa pidato presiden yang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Meski begitu, Aria mengaku tidak perlu memprotes pidato presiden sekalipun meragukan kebenarannya.
‘’Rakyat toh tidak merasakan klaim menurunnya tingkat kemiskinan seperti yang disampaikan presiden tadi. Dan rakyat juga merasakan, pernyataan presiden itu tidak sesuai dengan realita social ekonomi yang dihadapi rakyat, dimana riil-nya kemiskinan itu meningkat secara drastis, apalagi setelah kenaikan harga BBM,’’ Aria Bima menegaskan.
Sebelumnya, Tjahjo Kumolo mengatakan, pidato Presiden Yudhoyono mengenai RAPBN 2009 sangat bernuansa kampanye politik dan kurang melihat realitas di masyarakat. ‘’Seharusnya, lebih mampu mengangkat kesejahteraan rakyat dan mampu menjawab kenapa harga BBM bersubsidi tidak diturunkan,’’ Tjahjo menegaskan.
Dalam kesempatan itu, Tjahjo juga menyesalkan pemerintah yang tidak menjelaskan kegagalan beberapa program prioritas yang mendukung investasi, seperti penghematan energy maupun konversi energy.
Karena itu, Fraksi PDI Perjuangan menyimpulkan, pidato kenegaraan Presiden SBY kali ini tidak jujur sekaligus mengekspresikan terjadinya kegagalan pengelolaan pemerintahan dan pelayan publik, sebagaimana kasus di seputar kenaikan harga BBM yang berusaha diimbangi dengan program penghematan energi listrik, maupun konversi energy. (aj/JPNN)
JAKARTA – Fraksi Oposisi FPDI Perjuangan menuding Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanfaatkan pidato kenegaraan sebagai tempat untuk
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Honorer Titipan Mencuat Menjelang Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Bu Sri Punya Usulan
- Bea Cukai & Polri Gagalkan Penyelundupan 38,9 Kg Sabu-Sabu dan 29.182 Butir Ekstasi
- Besok Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2, Perhatikan Syarat Khusus
- 5 Berita Terpopuler: Arogansi Oknum Pengusaha Surabaya Luntur, Aksi Suruh Siswa Menggonggong Berujung Borgol
- Momen Seskab Teddy Dampingi Presiden Prabowo Temui Presiden Joe Biden di Gedung Putih
- Wamentrans Viva Yoga Berencana Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Program Food Estate