PDIP Partai Doktrin, Tak Mungkin Usung Kutu Loncat jadi Cagub
Andai popularitas dan elektibilitas Ahok tak terbendung, maka bisa saja pada Pemilihan Presiden 2019 nanti muncul duet Jokowi-Ahok.
“Syukur-syukur konfigurasi capres dan cawapres Jokowi-Ahok pakai tandu PDIP. Kalau tidak, bagaimana logikanya nanti kalau Jokowi-Ahok memakai tandu parpol lain? Tentu tragis dan menyakitkan bagi PDIP," sebutnya.
Ketiga, alasan yang akan mendasari PDIP ogah mengusung Ahok adalah tingginya penolakan publik. Misalnya, di mana-mana tampak spanduk yang berisi penolakan atas calon incumbent itu.
Pangi juga menilai kinerja Ahok sebagai gubernur tak istimewa. Misalnya, penyerapan anggaran dalam APBD DKI malah rendah dan angka kemiskinan naik menjadi 15.630 orang.
"Ahok agal menyiapkan perumahan murah bagi warganya, kurang menunjukkan etika, moral dan berbicara kasar sesuka hati, pengusuran semena-mena namun mendukung reklamasi. Parpol selayaknya punya channel tinggi, lihai membaca sinyal penolakan tersebut," pungkasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siti Fauziah Sampaikan Bukti MPR Telah Jadikan UUD 1945 sebagai Konstitusi yang Hidup
- Bawaslu Minta Masyarakat Segera Lapor Jika Menemukan Pemilih Tidak Memenuhi Syarat
- Polda Sulut Minta Masyarakat Jaga Keamanan di Masa Tenang Pilkada
- Heboh Insiden Carok Pendukung Cabup, Brimob Hingga Marinir Dikerahkan ke Sampang
- Tim Pemenangan RIDO Temukan Politik Uang & Pembagian Sembako Jelang Pencoblosan
- Survei Trust Indonesia: Bassam-Helmi Jadi Pemenang Pilbup Halmahera Selatan