PDIP Raih 29,9 Persen, PKS Unggul di 10 Negara
jpnn.com - JAKARTA - Hasil rekapitulasi pemungutan suara dari pemilih luar negeri yang ditangani 130 panitia pemilihan luar negeri (PPLN) di 96 negara, memerlihatkan untuk sementara PDI Perjuangan berada di urutan pertama dengan meraih 29,76 persen.
Urutan kedua disusul Partai Golkar (15,44 persen), PKS (14,12 persen), Gerindra (8,20 persen), PKB (7,95 persen), Demokrat (7,06 persen), NasDem (4,87 persen), PAN (3,91 persen), Hanura (3,88 persen), PPP (3,25 persen), PBB (0,92 persen), dan PKPI (0,62 persen).
"Secara umum PDIP memimpin di 77 negara. Antara lain Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan Arab Saudi," ujar Ketua Kelompok Kerja (Pokja) penitia pemilihan luar negeri (PPLN) Wahid Supriyadi, saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (16/4).
Dari data yang ada, lanjutnya, PKS unggul di 10 negara. Antara lain Yordania, Turki, Kuwait, Jepang, Qatar, Maroko, dan Tunisia.
"NasDem menang di Kuala Lumpur, Golkar menang di Tawau (Malaysia). Demokrat di Lebanon, PPP di Yaman. Suara sah terbesar datang dari Johor Bahru (Malaysia) yang mencapai 39.393 dan Singapura 22.233 suara. Total keseluruhan untuk sementara 178.291," katanya.
Saat ditanya berapa persentasi pemilih pada pemilu kali ini, Wahid mengaku pihaknya belum bisa mengkalkulasikannya.
Namun begitu secara umum ia memerkirakan terjadi peningkatan jika dibanding Pemilu 2009 yang hanya 22,30 persen dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT). (gir/jpnn)
JAKARTA - Hasil rekapitulasi pemungutan suara dari pemilih luar negeri yang ditangani 130 panitia pemilihan luar negeri (PPLN) di 96 negara, memerlihatkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Survei Trust Indonesia: Bassam-Helmi Jadi Pemenang Pilbup Halmahera Selatan
- Gelar Doa Bersama, Timses RIDO: Isi Masa Tenang dengan Hal Positif
- Pemuda Kristen Jakarta Kecam Pernyataan Bermotif SARA Menteri Maruarar Sirait
- 3 Pejabat Pemkab Banggai jadi Tersangka Tindak Pidana Pemilu 2024
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Beredar Surat Instruksi Prabowo untuk Pilih Ridwan Kamil, Ini Penjelasannya