PDIP: Rakyat Seperti tak Berharga di Mata Pemerintah
Jumat, 02 Maret 2012 – 15:52 WIB

PDIP: Rakyat Seperti tak Berharga di Mata Pemerintah
"PLN bisa menjadi kambinghitam ricuhnya perekonomian negara karena dianggap sebagai penyebab bengkaknya biaya produksi, harga pasar juga menjadi berlipat karena rangkaian komersial produk dan jasa bertambah tinggi biayanya," ujarnya lagi.
Baca Juga:
Ia juga menyoroti biaya gaji dan tunjangan PNS kurang lebih Rp400 triliun pertahun. Belum biaya lain berupa fasilitas kendaraan dinas yang harus dibiayai dengan BBM pertamax akibat pelarangan penggunaan BBM bersubdisi untuk kendaraan dinas. "Berapa puluh ribu kendaraan dinas TNI, Polri, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kota, lembaga-lembaga negara dan sebagainya.
Bukannya menghemat justru makin memperbesar lubang pemborosan," tambah Dewi.
Ia mengatakan, perbandingan angka subsidi tahun lalu dan tahun 2012 menunjukkan pemerintah tidak sensitif terhadap situasi perekonomian yang berdampak sistemik juga kepada sosial politik. Tahun 2011 APBN sebesar Rp1,320 triliun menganggarkan subsidi sebesar 17, 96 persen dengan alokasi subsidi BBM sebesar 9,82 persen. Sedangkan tahun 2012 dengan jumlah APBN yang makin besar yaitu Rp1,418 triliun malah menganggarkan subsidi hanya 14,7 persen dan memotong subsidi BBM hingga menyisakan angka 8,71 persen.
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PDI Perjuangan, Dewi Aryani menilai rencana pemerintah yang sudah makin matang untuk menaikkan harga Bahan
BERITA TERKAIT
- Sinarmas Investama Ajak Generasi Muda Melek Investasi Digital
- Sejumlah Tokoh Ikut Tenangkan Nasabah Bank DKI dan Imbau Tidak Kosongkan Rekening
- SPBH Milik PLN IP Bakal Jadi Kunci Penting Mewujudkan Transportasi Berbasis Hidrogen
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini