PDIP: SBY Inkonsisten, Tak Berpihak Buruh
Jumat, 17 Agustus 2012 – 14:18 WIB
JAKARTA - Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 16 Agustus 2012, menyinggung soal keberhasilan menurunkan kemiskinan dan angka pengangguran lewat penciptaan lapangan kerja sekaligus soal upah, hanya sekedar upaya meredakan gerakan buruh yang terus mengkampanyekan perlawanan terhadap politik upah murah. Kedua, pada Pidato RAPBN 2013 tiga sektor utama untuk meningkatkan SDM adalah pendidikan, agama, dan kesehatan. Padahal bagaimana rakyat bisa mengakses pendidikan dan kesehatan yang layak jika tidak bekerja. "Ditambah pula secara terang-terangan dan berkali-kali SBY bicara soal “pemangkasan subsidi rakyat secara bertahap dan terus menerus” katanya.
"Pidato SBY (16/8) memperlihatkan inkonsistensi berpikir," tegas Anggota Komisi IX DPR, Rieke Diah Pitaloka, Jumat (17/8).
Dia menjelaskan, inkonsistensi itu adalah pertama, di akhir pidato ketika bicara soal enam isu utama, tak menyinggung soal ketenagakerjaan. Pada isu investasi dan penegakan hukum lebih menitik beratkan perkara modal yang diinvestasikan dan iklim kondusif namun tak bicara apa langkah-langkah agar hal tersebut berdampak pada bisa bekerjanya rakyat.
Baca Juga:
JAKARTA - Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), 16 Agustus 2012, menyinggung soal keberhasilan menurunkan kemiskinan dan angka
BERITA TERKAIT
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai