PDIP Terjun Bebas, Demokrat Melesat, PKS dan PSI Pelan tetapi Pasti
jpnn.com, JAKARTA - Elektabilitas PDIP terjun bebas dari 31,6 persen pada Oktober tahun lalu menjadi 22,3 persen, menurut survei terbaru yang dilakukan Indonemeter.
Di sisi lain, elektabilitas Partai Demokrat melesat menjadi 8,0 persen, setelah sebelumnya sempat turun dari 3,9 persen (Juli 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020).
Peningkatan tersebut menempatkan Demokrat di peringkat empat partai dengan elektabilitas terbesar di bawah PDIP, Gerindra, dan Golkar.
PKS naik dari 4,9 persen (Juli 2020) menjadi 5,7 persen (Oktober 2020), dan kini 7,6 persen. PKS berada pada peringkat kelima, dan selisih elektabilitas dengan Golkar hanya terpaut 0,7 persen. PSI naik dari 4,4 persen (Juli 2020) menjadi 4,8 persen (Oktober 2020), dan kini 4,9 persen.
“Elektabilitas Demokrat melonjak, sementara PDIP jeblok, dan dua parpol papan tengah PKS dan PSI konsisten naik,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei INDOMETER Leonard SB dalam press release di Jakarta, Kamis (18/2).
Menurut Leonard, kenaikan pesat elektabilitas Demokrat dan rontoknya PDIP tidak lepas dari kasus korupsi bantuan sosial (bansos) yang mendera parpol berkuasa. Jebloknya PDIP dimanfaatkan dengan baik oleh parpol-parpol oposisi, khususnya Demokrat.
Tetapi tentu saja jarak elektabilitas Demokrat dengan PDIP masih terpaut sangat jauh. Masih ada dua parpol besar lain di posisi tiga besar, yaitu Gerindra (14,1 persen-14,4 persen-13,5 persen) dan Golkar (8,2 persen-8,0 persen-8,3 persen).
Posisi papan tengah lainnya diisi oleh PKB (5,4 persen-5,1 persen-5,3 persen), Nasdem (4,2 persen-3,6 persen-3,5 persen), PPP (2,1 persen-1,9 persen-2,0 persen), dan PAN (2,3 persen-1,1 persen-1,5 persen).
Pada posisi papan bawah, parpol baru Ummat memimpin dengan elektabilitas 0,9 persen. Lainnya adalah Perindo (0,7 persen-0,5 persen-0,6 persen), Hanura (0,3 persen-0,4 persen-0,3 persen), dan Berkarya (0,4 persen-0,3 persen-0,1 persen).
Hasil survei Indometer ikut menunjukkan bahwa elektabilitas PDIP tengah menurun, sementara PKS dan PSI terus menikmati kenaikan yang konsisten
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo
- Jawab Tudingan, Dolfie PDIP Bilang Aturan PPN 12% Diinisiasi Pemerintahan era Jokowi
- Hasil Survei: Optimistis Presiden Prabowo Bawa Perekonomian Indonesia Bangkit
- Hasil Survei: Mayoritas Responden Optimistis Prabowo Bawa Indonesia Lebih Baik