PDIP Tutup Pintu Buat Mantan Koruptor yang Pengin Maju Pilkada
jpnn.com, JAKARTA - PDI Perjuangan menghargai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengizinkan mantan koruptor (narapidana korupsi) maju pilkada setelah lima tahun menjalani hukuman pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.
Namun, PDI Perjuangan masih memegang keputusan terakhir Ketum Megawati Soekarnoputri yang tidak mengizinkan mantan narapidana korupsi dicalonkan sebagai anggota legislatif maupun kepala daerah dari partainya.
"Lihat sendiri, Ibu Ketum begitu loh declare-nya clear untuk caleg tidak diizinkan, untuk pilkada juga tidak diizinkan," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Wuryanto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/12).
Legislator dari Jawa Tengah yang karib disapa Bambang Pacul itu mengatakan bahwa putusan MK ini harus disikapi setiap partai politik. "Sikap partai politik tentu melalui rapat dewan pimpinan pusat (DPP) partai," ungkap Bambang.
Ia menambahkan PDIP tentu akan menggelar rapat menyikapi putusan terbaru MK tersebut. Sebab, kata dia, partai punya dan boleh mengatur rumah tangganya sendiri.
"Kami ikuti rumusan MK. Ya, kami tolak? Tidak. Karena itu putusan itu bersifat final dan mengikat, tetapi partai menyikapi ini, setiap partai pasti punya sikap," katanya. (boy/jpnn)
PDIP memegang keputusan terakhir Ketum Megawati Soekarnoputri yang tidak mengizinkan mantan koruptor dicalonkan sebagai kepala daerah dari partainya.
Redaktur & Reporter : Boy
- Ridwan Kamil Sindir Pramono di Panggung Debat, Bawa-bawa Anies dan PDIP
- Sebelum Ahok Jadi Elite Partai, PDIP Sudah Pertimbangkan Anies Jadi Cagub Jakarta
- Hasto Ajak Rakyat Merenung, Apakah Jokowi dan Keluarganya Harus Dibiarkan
- PDIP Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin yang Bawa Jatim dan Surabaya Lebih Maju
- Sebelum Ahok Jadi Pengurus, PDIP Masukkan Anies ke dalam Bursa Cagub DKI
- Pilkada Kota Yogyakarta: Hasto-Wawan Berkomitmen Menciptakan Hunian Layak bagi Warga