PDIP Usul Setelah Lima Tahun
Bekas Anggota KPU Jadi Pengurus Parpol
Kamis, 18 November 2010 – 07:37 WIB
JAKARTA - Untuk memecahkan kebuntuan dalam perumusan draf RUU Penyelenggara Pemilu terkait boleh atau tidaknya kader parpol menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), Fraksi PDIP menawarkan jalan tengah. FPDIP mengusulkan kader parpol yang duduk di KPU diikat dengan pelarangan bergabung ke kepengurusan parpol atau menjadi pejabat negara setidaknya hingga lima tahun setelah berakhirnya masa tugas di KPU. Terobosan itu diyakini bisa meminimalisasi potensi keberpihakan para anggota KPU kepada salah satu peserta pemilu yang menawarkan deal-deal jabatan tertentu. PDIP termasuk di antara tujuh parpol di DPR yang mendukung diperbolehkannya kader parpol masuk KPU. Yang lain adalah Fraksi Partai Golkar, FPKS, FPPP, FPKB, Fraksi Partai Hanura, dan Fraksi Partai Gerindra. Sementara itu, Fraksi Partai Demokrat dan FPAN mengambil posisi yang berseberangan.
"Belajar dari pengalaman Andi Nurpati dan yang lain itu, kami setuju minimal lima tahun setelah menjabat sebagai anggota KPU, tidak boleh (menerima jabatan politik apa pun, Red) di semua tingkatan," kata Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo di Jakarta, Raby (17/11).
Baca Juga:
Andi Nurpati memang contoh populer anggota KPU yang langsung merapat ke jajaran elite DPP Partai Demokrat setelah Pemilu 2009 usai. Keputusan itu memicu kontroversi. Bahkan, banyak yang mempertanyakan kualitas independensi KPU.
Baca Juga:
JAKARTA - Untuk memecahkan kebuntuan dalam perumusan draf RUU Penyelenggara Pemilu terkait boleh atau tidaknya kader parpol menjadi anggota Komisi
BERITA TERKAIT
- Bawaslu Kalsel Evaluasi Menyeluruh Pelaksanaan Pilkada 2024
- Komisioner KPUD Barito Utara Diduga Langgar Etik & Aturan, Terancam Dipecat
- Di MK, Kubu Petrus Omba Sebut Dalil Gugatan Seharusnya Selesai di Bawaslu atau PTUN
- Sidang Sengketa Pilkada Papua, Kuasa Hukum BTM-YB: Tuduhan Paslon Nomor 2 Tak Berdasar
- Ipang Wahid Bocorkan Jurus Pemenangan Pilkada kepada Kader PKB Se-Indonesia
- Ibas: Perlukah Amandemen UUD 45 untuk Akomodasi Perkembangan Zaman?