Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa

Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa
Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa

Malang-melintang di panggung balet internasional, tak membuat Juliet Burnett lupa akan akar budayanya. Latar belakang sang nenek sebagai penari Keraton Yogya membuatnya penasaran ingin mempelajari tari Bedhoyo Ketawang.

Juliet Burnett memulai karir baletnya di Australia 13 tahun lalu. Mantan penari di The Australian Ballet ini memiliki darah seni yang diwariskan dari keluarga ibunya, yang berasal dari Indonesia.

Pamannya adalah mantan sastrawan kenamaan Indonesia, WS Rendra (alm.). Sementara neneknya adalah mantan penari di Keraton Yogyakarta.

Tak heran, di usia 5 tahun, orang tua Juliet sudah memasukannya ke sekolah balet di Sydney untuk mengetahui apakah sang putri bisa meneruskan tradisi seni di keluarga mereka.

Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa
Juliet (tengah) dalam konferensi pers '1st Indonesian Ballet Gala' bersama dengan Meutia Chaerani dari Ballet ID (kiri) dan Alison Purnell dari Kedutaan Besar Australia. (Foto: Nurina Savitri)

 

Nyatanya, pebalet yang juga berprofesi sebagai model ini jatuh cinta pada dunia tari. Bukan hanya pada tari balet klasik, tapi juga pada tari tradisional Nusantara.

“Sebenarnya, ada kemiripan antara balet dengan tarian Jawa. Keduanya sama-sama berasal dari lingkungan istana dan sama-sama memiliki keanggunan. Teknik tariannya juga serupa, kaki diputar keluar, karena dengan itu kaki penari jadi sangat menarik untuk dipertontonkan,” jelasnya kepada Nurina Savitri dari ABC ketika ditemui di Jakarta.

Malang-melintang di panggung balet internasional, tak membuat Juliet Burnett lupa akan akar budayanya. Latar belakang sang nenek sebagai penari Keraton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News