Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa

Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa
Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa

Ia lalu menyambung, “Gerakan balet itu susah dan kurang natural. Tapi tari Jawa, gerakannya menyatu dengan tubuh. Energi dalam penari Jawa itu mengalir di dalam tubuh. Saat belajar tari Jawa, saya merasa terasuki gerakan-gerakan yang sepertinya cukup akrab bagi diri saya.”

Karena kekagumannya pada tarian Jawa, di tahun 2012, Juliet memutuskan untuk belajar tari Golek di Solo.

“Saya ingin mempelajari tarian-tarian klasik yang dulu dibawakan eyang (nenek). Sejujurnya saya juga ingin belajar tari Bedhoyo Ketawang, tapi guru tari Jawa saya bilang, ia tak bisa ajarkan itu ke saya karena ia bukan orang dalam Keraton,” ungkap istri dari musisi Nick Thayer ini.

Sang nenek memang menjadi salah satu inspirasi Juliet dalam karirnya di bidang tari. Sayangnya, penyayang binatang ini tak sempat mengenal lama sang nenek secara langsung.

“Ketika eyang meninggal, saya masih berusia beberapa bulan. Jadi saya tak tahu seperti apa eyang dulu menari dan apa pandangannya tentang tarian Jawa,” kisahnya.

Juliet lantas mengenang jasa almarhum pamannya. “Om Willy (W.S.Rendra)-lah penyambung hubungan antara saya dengan eyang. Dalam setiap acara keluarga, Om Willy selalu menarik saya dari kerumunan saudara dan mengajak saya berdiskusi tentang prinsip tarian Jawa.”

Pebalet Australia Juliet Burnett Mencari Akar Budayanya di Keraton Jawa
Juliet mengaku, kedua orang tuanya berperan besar dalam menghubungkan jiwa seni-nya dengan budaya Indonesia, Tanah Air kedua baginya. (Foto: Nurina Savitri)

 

Malang-melintang di panggung balet internasional, tak membuat Juliet Burnett lupa akan akar budayanya. Latar belakang sang nenek sebagai penari Keraton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News