Pebulu Tangkis Top Indonesia Rame-Rame Tinggalkan Cipayung
Pergi karena Rp 80 Juta
Senin, 16 Februari 2009 – 07:06 WIB
Jumlah Rp 80 juta juga tidak terlalu tinggi untuk mempertahankan seorang Vita. Setidaknya, dia menjadi juara empat kali even Super Series, kejuaraan terbuka paling bergengsi di bulu tangkis. Salah satunya, Tiongkok Masters 2007.
PB PBSI merasa memiliki alasan kuat untuk tidak memberi kenaikan kontrak. Nilai Rp 400 juta bagi Vita sudah disesuaikan dengan peringkatnya. PB PBSI mendapat total kontrak USD 1,5 juta setahun dari Yonex. Jumlah itu meningkat USD 300 ribu dibanding tahun lalu. Dengan asumsi pemain pelatnas yang lebih sedikit, kesejahteraan pemain pun semakin tinggi. Pembagian sesuai peringkat menurut mereka lebih fair.
PBSI tidak memperbolehkan kontrak dobel. Padahal, kontrak individu itubisa membuat dompet kian tebal. Kebijakan itu pun dilakukan Tiongkok, kiblat bulu tangkis dunia yang juga menganut sentralisasi pelatnas.
"Uang kontrak itu tak hanya untuk pemain, tapi juga untuk menjalankanorganisasi. Kalau ada tambahan sponsor di kemudian hari, kamijuga akan menambahkan," ucap I Gusti Made Oka, Wakil Ketua II PB PBSI.
Masalah pelik mewarnai awal kepemimpinan Djoko Santoso di PB PBSI. Beberapa pemain senior memilih pergi dari markas pelatnas di Cipayung. Suatu pemandangan
BERITA TERKAIT
- Meski Tak Ada Bonus, Marquez Bakal Mati-Matian Demi Ini di MotoGP Barcelona
- Casey Stoner Minta Sprint Dihapus, MotoGP Bukan Balapan Terburu-buru
- Martin Sepertinya Ragu Bisa Memenangi Sprint MotoGP Barcelona
- Timnas Indonesia vs Jepang, Shin Tae Yong Beri Pesan Khusus untuk Skuad Garuda
- Inilah Daftar 15 Petarung UFC dengan Bayaran Tertinggi, Ada Conor McGreggor
- Timnas Indonesia vs Jepang: Shin Tae Yong Punya Permintaan kepada Jay Idzes cs