Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M

Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M
Des Alwi Abubakar berpose di depan lukisan Srihadi Soedarsono yang secara khusus diberikan kepadanya. (Foto: Agung Putu Iskandar/JawaPos)
Padahal, tidak semua makanan itu bagus untuk orang seusia Des Alwi. Halua kenari, contohnya. Makanan khas Banda itu didominasi gula. Bentuknya kotak dengan campuran kenari. Kenari itu pun seperti hanya ditempelkan dalam adonan gula. Porsi gula lebih banyak daripada kenari. Halua kenari itu mirip ampyang untuk orang Jawa. Yakni, kacang yang ditempel dalam adonan gula.

Meski sarat gula, Des seperti tak acuh. Kamis sore itu, dia meraup halua kenari dan menaruhnya bertumpuk-tumpuk di atas meja ruang tengah rumahnya. Ada sekitar empat kotak halua kenari menemani aktivitasnya. "Saya tidak punya pantangan makanan," tegas lelaki berhidung mancung itu.

Tidak takut diabetes" Des terkekeh. Dia menyatakan, gula yang digunakan dalam jajan khas Bangka itu bukan gula biasa. Gula tersebut merupakan hasil sadapan aren. "Ini gula aren. Manisnya asli dari tumbuhan," ungkap mantan atase pers dan kebudayaan KBRI Australia serta Filipina tersebut.

Lagi pula, tidak ada penyakit degeneratif yang ngendon di tubuh subur kakek yang tinggal bersama dua cucunya di Permata Hijau itu. Kolesterol, asam urat, dan diabetes" "Semua normal," tegas teman dekat almarhum pejuang 10 November 1945 Roeslan Abdulgani tersebut.

Usia pelaku sejarah Des Alwi sudah merambah 80-an. Tapi, kemampuan fisiknya masih prima. Begitu pula ingatannya. Tetap tajam. Kebiasaan makan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News