Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M
Sabtu, 05 Desember 2009 – 05:26 WIB
Bahkan, Des tak takut makan sate, baik sate kambing maupun ayam. Dia lantas menyebut salah satu penjual sate langganannya di kawasan Jalan Panglima Sudirman, Surabaya. Tiap kali bertandang ke kota tempatnya berjuang 64 tahun silam itu, Des menyempatkan mampir.
"Sebulan kalau saya tidak makan daging, rasanya ada yang hilang," ujar Des yang di darahnya mengalir garis keturunan Dinasti Ming Tiongkok, Maroko, dan Jawa tersebut.Padahal, sisa-sisa perang kemerdekaan masih tertanam dalam tubuh Des. Mulai pecahan-pecahan mortir sebesar butir gula hingga pecahan granat sebesar ujung jari kelingking.
Beberapa pekan lalu, Des baru menjalani operasi untuk mengeluarkan pecahan granat di pinggangnya. "Yang lain masih banyak. Malah yang sebesar butir gula ikut mengalir dalam darah," katanya.Dalam usianya sekarang, ketua Yayasan 10 November 1945 itu tak hanya sehat. Dia juga tak pikun. Segala detail sejarah kemerdekaan Indonesia masih diingat betul. Buktinya, sampai sekarang Des masih kerap mengedit dokumen sejarah. Menurut dia, beberapa tulisan sejarah sering salah. Tugasnya adalah membetulkan lokasi, kejadian, dan orang-orang yang terlibat. Ingatannya masih tajam.
Di rumah, Des juga tidak nganggur. Aktivitasnya masih padat. Tiap hari, dia ngantor di Yayasan 10 November 1945, Jalan Narada, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kadang, dia juga diajak koleganya untuk diving alias menyelam.Penyelaman yang dilakukan bapak empat anak tersebut tak hanya untuk kesenangan, tapi juga "cari duit". "Saya sering bikin film bawah laut, terus saya jual ke National Geographic atau ke Discovery Channel," jelasnya.
Usia pelaku sejarah Des Alwi sudah merambah 80-an. Tapi, kemampuan fisiknya masih prima. Begitu pula ingatannya. Tetap tajam. Kebiasaan makan dan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408