Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M

Pecahan Granat Tertanam di Tubuh, Kuat Renang 300 M
Des Alwi Abubakar berpose di depan lukisan Srihadi Soedarsono yang secara khusus diberikan kepadanya. (Foto: Agung Putu Iskandar/JawaPos)
Des memang masih kerap diving. Biasanya tiga hingga enam bulan sekali. Kadang juga sewaktu-waktu kalau ada koleganya yang mengajak atau ketika sedang jenuh dan butuh hiburan. "Pokoknya tidak boleh lebih dari kedalaman tujuh meter," tegasnya.

Dia berkelakar, mungkin karena menyelam itulah kondisi tubuhnya bagus. Sebab, saat menyelam, tekanan air menggencet tubuhnya. Hal itu justru membuat otot-otot Des semakin sehat. "Sebab, setelah digencet, otot-otot itu malah semakin longgar," katanya. Tentu, secara medis hal tersebut masih perlu dibuktikan. Direktur utama PT Avisarti Film Corporation itu juga masih kerap bertandang ke luar negeri. "Dua bulan lalu saya ke Spanyol. Ada peresmian hotel di sana. Hotelnya dinamai Hotel Banda," ujarnya bangga menyebut tempat kelahirannya itu.

Banda memang tak bisa dilepaskan dari sosok Des. Saking identiknya Des dengan Banda, ada joke populer. Nama Banda adalah singkatan dari Bantuan Des Alwi! Selain sebagai tempat kelahiran, di Bangka pula titik balik hidup Des dimulai. Di sana, Des kecil tinggal sekampung dengan tokoh-tokoh Indonesia yang dibuang. Di antaranya, dwitunggal pendiri bangsa Soekarno dan Muhammad Hatta, dr Tjipto Mangunkusumo, Sjahrir, serta Iwa Kusuma Sumantri.

Hubungan Des kecil dengan mereka sangat akrab. Des bahkan menjadi anak angkat Hatta dan Sjahrir. Dia juga memanggil dr Tjipto Mangunkusumo dengan panggilan akrab Om Tjip. "Dulu, ada dua orang datang ke Banda. Saya langsung melapor ke Om Tjip. Beliau tanya, siapa mereka" Saya ingat di koper ada tulisan Hatta. Saya bilang Hatta," ungkapnya. 

Usia pelaku sejarah Des Alwi sudah merambah 80-an. Tapi, kemampuan fisiknya masih prima. Begitu pula ingatannya. Tetap tajam. Kebiasaan makan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News