Pedagang Dilematis Naikkan Harga
Senin, 24 Juni 2013 – 14:03 WIB
Kedua pedagang buryam ini mengaku lebih baik mengambil limit keuntungan sedikit daripada menaikkan buryam. Wajar saja kedua pedagang buryam ini dipenuhi pelanggan. Para pelanggannya pun senang-senang saja karena buryam yang disajikan tidak berbeda rasanya saat sebelum dan sesudah BBM naik.
Ketidakberanian pedagang menaikkan harga juga dilakukan tukang gorengan. Harga yang dipatok Rp 2000 untuk tiga jenis gorengan. "Kalau dijadiin Rp 1000 per buah takutnya gak laku. Apalagi disini banyak pedagang makanan. Ambil untung tipis saja yang penting lakunya banyak," ujarnya.
Sementara pedagang buah keliling malah percayadiri dengan menaikkan harga Rp 2500-Rp 3 ribu per potong. Mereka optimis di musim panas seperti ini, dagangannya pasti laku.
"Saya jualnya Rp 3 ribu mba, kan barang-barang sudah naik juga. Tapi potongan buahnya dibesarin dikit biar pelanggan tidak protes," ungkap Didin, pedagang buah. Dia membeli buahnya di Pasar Kebayoran Lama dan menjualnya depan Kampus Mustopa Beragama. (Esy/jpnn)
JAKARTA--Kendati harga premium sudah naik menjadi Rp 6.500 per liternya, tidak semuanya diikuti dengan kenaikan barang. Contohnya pedagang bubur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Industri Properti Bergerak Dinamis, LPKR Memperluas Penawaran Produk Baru Harga Terjangkau
- Pemkot Tangsel jadi Daerah Paling Tertib Ukur versi Kemendag RI
- Dorong Laju Investasi di Ngawi, Bea Cukai Menerbitkan Izin Fasilitas Kawasan Berikat
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 20 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PPN Jadi 12 Persen Tahun Depan, Begini Imbasnya ke Masyarakat