Pedagang Pisang Ketiban Untung Selama Pandemi
jpnn.com, LEBAK - Omzet pedagang pisang di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkat di tengah pandemi COVID-19 menyusul permintaan pasar dari luar daerah relatif tinggi.
"Kami hari ini memasok ke Jakarta sebanyak empat ton dari biasanya dua ton/tiga hari," kata Sukri (55), seorang penampung pisang di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Rabu.
Meningkatnya permintaan pasar tersebut sehubungan pasokan pisang dari Lampung yang dikirim ke Jakarta relatif terbatas, akibat adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Para penampung pisang di daerah ini, tentu merasa kewalahan melayani pesanan dari Jakarta hingga permintaan mencapai dua kali lipat.
Namun, pihaknya mengalami keterlambatan pasokan ke luar daerah akibat fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan meningkat.
Mereka petani semestinya bisa menebang buah pohon pisang yang sudah berbuah tua lebih cepat, namun terhambat hujan itu.
"Kami menyimpan pisang dari petani itu selama tiga hari dan bisa dipasok ke Jakarta," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya menampung pisang petani itu dengan harga berkisar Rp20-25 ribu/tandan untuk jenis pisang ketan, kepok, ambon, galek, dan nangka.
Di tengah pandemi, pedagang pisang ketiban untung karena permintaan melonjak hingga dua kali lipat dari biasanya.
- Pos TNI dan Polri Diberondong Peluru KKB, Seorang Warga Sipil Tewas
- Pemprov Jateng Salurkan 10 Ton Beras Cadangan Pangan
- Telah Mempermalukan Polri, Bripda Wahyu Dipecat Tak Terhormat, Lihat Coretan Itu
- Berantas Judi Online Ditreskrimsus Polda Riau Tangkap 16 Tersangka
- Korupsi Berjamaah PON Papua, Ini Tanggapan Komnas HAM dan Himpunan Mahasiswa
- Pengiriman TKI Ilegal ke Malaysia Terbongkar, Satu Tersangka Ditangkap Polres Dumai