Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan
Jupri, seorang petani padi di provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki izin pertambangan nikel terbanyak di Indonesia, merasakan langsung dampak deforestasi.
Jupri mengatakan, saat musim hujan, sawah miliknya yang seluas 1,5 hektare terendam "air berwarna merah".
Di dekat sawahnya terdapat tambang nikel yang panjangnya hampir empat kilometer.
"Karena tidak ada kayu lagi, sudah dikikis orang yang menambang di atas, entah ada berapa tambang perusahaan nikel."
Akibatnya, menurut Jupri, padi menjadi kurus dan hasil panen menurun.
"Dulu bisa dapat enam sampai tujuh ton, sekarang hanya empat sampai lima," kata Jupri yang juga mengerjakan sawah milik orang lain dengan skema bagi hasil.
"Kami petani sengsara kalau musim hujan."
"Kalau airnya jernih kita petani senang, tapi ini keruh dari tambang, membuat tanah tidak subur."
Apakah kendaraan listrik benar-benar ramah lingkungan jika proses pembuatan baterainya memiliki dampak bagi kesehatan dan lingkungan? Bagaikan pedang bermata dua, ada keuntungan serta ancaman bagi warga yang tinggal di kawasan industri nikel
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu