Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan
Namun menurut Gunawan, pembinaan pun ada batasnya, dan perusahaan bisa mendapat sanksi administratif hingga pidana jika terus tidak taat.
"Tapi alhamdulillah teman-teman IMIP juga bagus, mereka mengikuti apa yang kita sarankan."
Meski pemerintah dan Kadin sering menyebut adanya peningkatan besar dalam keuntungan ekspor sebagai ukuran keberhasilan larangan ekspor nikel mentah, Krisna Gupta mempertanyakan analisis tersebut.
"Saya selalu mengatakan [nilai ekspor] bukanlah indikator yang tepat jika Anda ingin [mengukur] nilai tambah di dalam negeri," kata Krisna Gupta, dari Pusat Studi Kebijakan Indonesia.
Pemerintah Indonesia belum menerbitkan angka-angka yang memungkinkan dilakukannya analisis independen terhadap industri nikel, tambahnya.
Sementara itu, Uni Eropa mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas larangan yang dilakukan Indonesia, dengan alasan bisa membatasi akses produsen nikel di Uni Eropa. Kasus ini masih berlangsung.
Krisna mengatakan "saat ini banyak negara yang melihat ke arah Indonesia dan bertanya-tanya apakah mereka bisa lolos" dari larangan ekspor mineral mentah.
“Dalam sejarah perdagangan global modern, saya tidak yakin ada negara lain yang pernah mempunyai kebijakan seperti ini.”
Apakah kendaraan listrik benar-benar ramah lingkungan jika proses pembuatan baterainya memiliki dampak bagi kesehatan dan lingkungan? Bagaikan pedang bermata dua, ada keuntungan serta ancaman bagi warga yang tinggal di kawasan industri nikel
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu