Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan

Kembali ke Dusun Kurisa, Astia mengaku sudah beberapa kali menyampaikan pengaduan soal IMIP melalui kepala desa, namun tidak ada perubahan.
Hampir setiap hari dia khawatir dengan panasnya air laut yang mengalir di bawah rumahnya.
"Kalau siang, hawa panas dari atas dan bawah, atas kan matahari, di bawah air panas."
Meski IMIP menghubungkan penurunan stok ikan dengan meningkatnya populasi yang kini tinggal di Morowali, JATAM mengatakan ikan di wilayah tersebut telah mati karena suhu air laut yang hangat.
Apapun yang terjadi, bagi nelayan seperti Sakka, tidak punya banyak pilihan lain.
Bagi mereka, seiring dengan dimulainya industri nikel di Indonesia, mereka tidak akan menjadi bagian dari revolusi energi ramah lingkungan dunia.
Bagi mereka, bertahan hidup adalah satu-satunya ukuran kesuksesan.
Tim Penyusun
Reportase, videografi, dan fotografi: Hellena SouisaVideografi dan fotografi: Yusuf Priambodo, Riza SalmanGrafis dan desain: Jarrod FankhauserProduser: Sally BrooksEditor: Will Jackson dan Christina Zhou
Apakah kendaraan listrik benar-benar ramah lingkungan jika proses pembuatan baterainya memiliki dampak bagi kesehatan dan lingkungan? Bagaikan pedang bermata dua, ada keuntungan serta ancaman bagi warga yang tinggal di kawasan industri nikel
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya