PEDAS: Asap...Asap..Oh Asap...Ini Surat Terbuka Warga Riau untuk Jokowi
jpnn.com - Bencana asap belum usai. Kini, bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) tidak hanya terjadi di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan, tapi sudah menjalar ke Sulawesi hingga Papua. Bagaimana dengan korban-korban asap?
Afni Z, salah seorang warga Riau melayangkan Surat Terbuka, Rabu (21/10). Seperti diterima Redaksi JPNN.com, Afni Z, Ibu satu anak itu meminta media massa di Jakarta tidak melupakan nasib ratusan ribu korban asap di Sumatera, Kalimantan dan daerah lain di Indonesia Timur.
Ia berharap melalui surat terbuka ini, pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo bisa tergerak hati menolong rakyatnya yang saban hari menghirup racun.
“Sepertinya media mulai lupa, kalau jutaan nyawa masih termegap-megap. Pagi ini di Pekanbaru asapnya pekat sekali,” tulis Afni dalam pesannya, Rabu (21/10).(fat/jpnn)
Berikut Surat Terbuka kepada segenap warga bangsa dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan judul “Mau Tahu Rasanya Azab Asap?”
Malam ini jelang berganti hari, pukul 23.15 WIB (Selasa, 20/10), asap menyerbu hingga ke kamar tidur. Seperti biasa, terbatuk-batuk karena tersedak asap.
Untuk sedulur se-Indonesia Raya yang tak berada di daerah bencana, mau tahu rasanya siksa azab asap? Kira-kira, beginilah deskripsi rasanya: Saat dihirup, terasa ada serbuk-serbuk sisa kebakaran menusuk hidung. Pedas!
Lalu partikelnya terasa mengisi rongga paru-paru dengan kasar. Berat saat dihirup, lebih berat saat dilepas. Panas!
Bencana asap belum usai. Kini, bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) tidak hanya terjadi di Riau, Sumatera Selatan dan Kalimantan,
- Judi Online Kini Menyasar Komunitas Motor di Kepri
- Ratusan Burung Pipit Mati Tersambar Petir di Bandara Ngurah Rai
- 4 Lokasi Penyitaan Uang Haram Rohidin Mersyah, Nomor 1 Wow
- Begini Rohidin Mersyah Peras Anak Buah, Honor Guru Disunat
- Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Senin 25 November 2024, Hujan Merata
- Selain Rohidin Mersyah, 2 Anak Buahnya Juga Tersangka Pemerasan Pegawai untuk Pilkada