Pedas Banget! Media Asing Sentil Penanganan COVID-19 di Indonesia
Mereka kerap berkerumun di toko, pasar, kafe, hingga restoran.
Pada awal wabah, menurut Paddock, Presiden Joko Widodo meremehkan pandemi. Ia baru mengakui keparahan COVID-19 pada Maret, ketika pemerintah mengonfirmasi kasus pertama.
"Setelah itu, secara lambat, ia menutup bisnis dan sekolah serta membatasi perjalanan, tetapi cepat untuk mengangkat pembatasan bahkan ketika kasus terus meningkat," sambungnya.
Ketika Indonesia masuk ke tahap new normal, ia mengancam akan memecat menteri kabinet karena tidak berbuat lebih banyak untuk mengendalikan pandemik.
Update Infografis percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia per tanggal 2 Agustus 2020 Pukul 12.00 WIB. #BersatuLawanCovid19 pic.twitter.com/qnNqKtsIhI — BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) August 2, 2020
"Dengan tidak adanya pesan terpadu dari pemerintah nasional, pejabat lokal dan oportunis telah mengisi kesenjangan," kata Paddock.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat ini fokus pada Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan, Indonesia memiliki kesalahan di awal wabah karena Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meminimalkan keparahan.
Sejumlah pejabat disebut kerap mempromosikan pengobatan COVID-19 di Indonesia yang jauh dari sifat keilmiahan
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN