Pedih.. Belasan Tahun Ayah dan Anak Tinggal di Kandang
jpnn.com - NGANJUK--Seorang bapak dan anaknya di Nganjuk hidup di gubuk bambu yang jadi satu dengan kandang kambing di bawahnya. Sang ayah adalah Panijan, 70 dan putrinya Siti Julaihah, 14.
Warga Desa Gemenggeng Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk tersebut, sudah sejak 15 tahun lalu hidup memprihatinkan. Ini sejak istrinya Tuminem meninggal dunia akibat sakit.
Tanah satu-satunya milik Panijan dengan ukuran 5 x 3 meter digunakan untuk kandang kambing Sementara itu, ia bersama sang putri memilih membuat gubuk di atas kandang kambing dengan ukuran 3 x 3 meter.
“Terpaksa karena enggak ada biaya bangun rumah,” ujarnya.
Gubuk tempat tinggal Panijan yang terbuat dari bahan bambu pun tak layak huni. Sebagian atap bocor. Tak hanya untuk istirahat dan tidur, gubuk sempit itu juga dibuat sebagai dapur masak dan tempat belajar bagi putrinya.
Kondisi yang tak layak juga tampak di sekitar rumah Panijan. Kotoran kambing berceceran di sekitar rumah. Bahkan di sisi kanan juga terdapat genangan air yang kumuh dan rawan penyakit.
Menurut Panijan, pekerjaan sebagai buruh serabutan tak menjanjikan akan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi untuk membangun rumah. Sementara tenaga dan umur terus menua.
Sebanyak lima ekor kambing miliknya terkadang harus dijual demi mencukupi kebutuhan hidup. Meski ia warga Nganjuk, hingga saat ini, Panijan luput dari bantuan pemerintah berupa bedah rumah. Ia berharap pemerintah bisa melihat kenyataan tersebut.(end//pojokpitu/flo/jpnn)
- Menjelang Pilkada 2024, Kapolres Banyuasin Sampaikan Pesan Kepada Masyarakat
- Kebakaran Melanda Gedung Tempat Pelelangan Ikan di Kendari Sultra
- Longsor di Karo, 9 Orang Meninggal Dunia, Satu Hilang
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas